Bank-bank syariah bersiap melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau
go public. Tahun ini, BRI Syariah bakal melakukan
Initial Public Offering (IPO). Disusul Bank Syariah Bukopin (BSB) yang akan
go public pada 2020.
Direktur Utama Bank Syariah Bukopin, Saidi Mulia Lubis,
menyatakan adanya rencana korporasi untuk menjadi perusahaan terbuka
dengan IPO pada 2020. "Sebelum masuk ke sana kami lagi mencari strategic investor, prosesnya kan sedang berjalan," kata Saidi kepada wartawan di Kantor Pusat Bank Bukopin, Jakarta, Senin (29/1).
Saidi menambahkan, jika nantinya BSB jadi go public
pada 2020, direksi berkeinginan sudah ada investor strategis yang lain
supaya lebih menarik. "Harapannya bisa dari perbankan juga yang beda
dengan Bank Bukopin sehingga bisa saling complement," imbuhnya.
Untuk menuju go public,
BSB juga melakukan beberapa persiapan. Persiapan yang utama, BSB akan
mengejar pertumbuhan dan kualitas pertumbuhan. Sebab, di perbankan ada
banyak ukuran yang dipakai dalam hal kualitas, baik kualitas produktif
maupun rentabilitas.
Nantinya, pada 2020, posisi aset BSB diperkirakan mendekati Rp 15 triliun dengan modal inti s
udah di atas dua triliun rupiah. Posisi rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR)
BSB sebesar 20 persen per Desember 2017. Rasio CAR mengalami
peningkatan cukup pesat dibandingkan posisi pada pertengahan 2017 yang
sebesar 16 persen. Hal itu dikarenakan adanya pelunasan kredit dari
salah satu grup perusahaan multifinance sebesar Rp 500 miliar.
Di
sisi lain, tahun ini BSB akan mendapatkan suntikan modal sebesar Rp 100
miliar dari Bank Bukopin. Suntikan modal direncanakan diberikan pada
kuartal III 2018. Saidi menyebut, suntikan modal Rp 100 miliar tersebut
akan dipakai untuk pengembangan usaha khususnya pembiayaan. Sebelumnya,
pada 2017 BSB telah mendapatkan suntikan modal sebesar Rp 200 miliar
yang diberikan dalam dua tahap.
"Kami
berharap dengan ditambah suntikan modal Rp 100 miliar, modal inti kami
tembus satu triliun rupiah tahun ini, Insyaallah, menjadi BUKU 2," ucap
Saidi.
Sementara itu,
sebelumnya Direktur Utama BRI Syariah Moch Hadi Santoso, menyatakan BRI
Syariah akan IPO tahun ini. Prosesnya masih menunggu izin dari
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hadi menyebut, persiapan
IPO tersebut BRI Syariah telah melakukan analisis pasar. Selain itu,
persiapan administrasi lainnya termasuk perizinan dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).
"Persiapan
sebagian kita langkah analisis mungkin sudah 50 persen, kembali lagi
tinggal izin-izin dari Kementerian BUMN," kata Hadi kepada Republika.co.id di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Prosedur
perizinannya, lanjut Hadi, BRI Syariah harus memperoleh izin dari BRI
sebagai perusahaan induk. Kemudian izin dari Kementerian BUMN,
selanjutnya izin dari OJK.
sumber :
Republika.co.id
Comments
Post a Comment